Kamis, 10 November 2016

Pura Tanah Lot – Hal Menarik & Informasi


Pura Tanah Lot Bali atau juga sering disebut-sebut sebagai Pura Luhur Tanah Lot adalah sebuah tempat suci agama Hindu yang mempunyai keindahan natural serta paronama sunset yang memukau. Pura Tanah Lot merupakan salah satu tempat terbaik di Pulau Bali untuk melihat keindahan sunset dengan warna jingganya.

Pura Tanah Lot terdiri dari dua pura yang terletak di atas batu besar, satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya lagi terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot berlokasi di tepi Pantai Tanah Lot dan berdiri di atas sebuah batu karang laut yang kokoh dan kuat. Sementara itu disebelah baratnya juga terdapat pura yang disebut Pura Batu Bolong yang mana memiliki pemandangan yang sama indahnya.

Pura ini adalah tempat suci dan salah satu dari Pura Kahyangan Jagat, tempat yang sangat sakral,, sangat dijaga kesucian dan kelestariannya oleh masyarakat Pulau Dewata. Tanah Lot yang terdiri dari dua kata, kata Tanah ditafsirkan sebagai karang tampak seperti gili atau pulau. Sementara kata Lot atau kata Lod memiliki makna laut, yang berarti pulau kecil mengambang di laut.

Lokasi yang sekarang ini disebut sebagai Tanah Lot, telah digunakan pada periode Megalitik sebagai tempat suci, karena terbukti dari adanya menhir. Berdasarkan kondisi lingkungan, maka struktur Pura Tanah Lot dibangun di dataran karang yang teratur dengan sudut yang hanya terdiri dari satu halaman polos sebagai Jeroan.

Di beberapa sudut dari terumbu karang yang ada di sekitar Pura Tanah Lot terdapat ular jinak yang mana dipercaya sebagai hewan yang di keramatkan dan disucikan. Ular tersebut berwarna hitam dan putih di mana menurut masyarakat setempat percaya bahwa sebagai properti dewa untuk  menjaga candi dari pengaruh buruk.

Ular suci ini akan menyerang siapapun yang ingin berbuat jahat dan ingin merusak keberadaan dan kesucian Pura Tanah Lot. walaupun begitu ular suci ini akan tetap diam dan tenang di dalam goa yang terdapat di sudut karang yang ada di dekat Pura Tanah Lot. Bahkan para pengunjung dapat menyentuh dan mengelus-elusnya tanpa khawatir akan serangan balik.
Semua itu harus ditemani oleh seseorang yang mengerti akan karakter dari ular suci ini. Masyarakat setempat juga meyakini bahwa dengan menyentuh ular suci sambil membaca berdoa maka apa yang kita inginkan akan terkabulkan, sebuah mitos yang boleh dipercaya atau tidak.

Sejarah Tentang Pura Tanah Lot

Bermula pada abad ke -15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra menjalankan misi penyebaran agama Hindu dari Pulau Jawa ke Pulau Bali. Di waktu itu yang berkuasa di Pulau Bali ialah Raja Dalem Waturenggong, beliau menyambut baik akan kedatangan Dang Hyang Nirartha untuk menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil hinggai ke daerah terpencil yang ada di Pulau Bali.

Dalam sejarahnya, dikisahkan bahwasannya Dang Hyang Nirartha melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali, kemudian Ia mencari lokasi dari sinar tersebut dan tibalah beliau di sebuah pantai yang berada di Desa Beraban Tabanan. Pada saat itu desa tersebut dikuasai oleh Bendesa Beraban Sakti, yang menganut aliran monotheisme sehingga sangat menentang ajaran dari Dang Hyang Nirartha untuk menyebarkan agama Hindu.

Kemudian Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi diatas batu karang yang awalnya berada di daratan. Dengan bermacam cara sudah dilakukan oleh Bendesa Beraban Sakti guna mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha dari tempat meditasinya. Kemudian Dang Hyang Nirartha dengan kekuatan spiritualnya memindahkan batu karang (tempat bermeditasinya) ke tengah pantai.

Semenjak kejadian itulah Bendesa Beraban Sakti mengakui akan kesaktian yang dimiliki oleh Dang Hyang Nirartha, dan kemudian menjadi pengikutnya untuk memeluk agama Hindu bersama dengan seluruh penduduk setempat. Sebelum meninggalkan Desa Beraban, Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban Sakti.

Keris tersebut memiliki kekuatan magis yang bisa menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman. Kini Keris tersebut tersimpan rapi di Puri Kediri dan setiap enam bulan atau 210  hari sekali dibuatkan upacara keagamaan di Pura Tanah Lot. Semenjak upacara tersebut rutin dilakukan oleh penduduk Desa Beraban, kesejahteraan penduduk meningkat pesat dengan hasil panen pertanian nan melimpah dan mereka hidup saling menghormati.

Menurut kalender Bali atau kalender Saka, piodalan di Pura Tanah Lot jatuh pada hari Buda Wage Langkir, yakni 4 hari setelah Hari Raya Kuningan. Sebelum pemedek memasuki pura, pertama-tama harus bersembahyang di Beji Kaler ( sebuah mata air suci yang berada tepat dibawah Pura Tanah Lot ) dan meminum dan membasuh wajah dengan air yang diambil dari mata air suci Beji Kaler ini.

Hal tersebut dilakukan bertujuan agar jiwa dan pikiran mereka bersih sebelum masuk dan melakukan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot. Selama upacara atau piodalan di Pura Tanah Lot, masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu akan datang untuk melakukan persembahyangan agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan, bahkan banyak dari mereka juga datang dari daerah lain di Indonesia. Upacara di Pura Tanah Lot dilakukan (Nyejer) yaitu selama 3 hari.

Lokasi



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Pura Tanah Lot – Hal Menarik & Informasi

0 komentar:

Posting Komentar