Kamis, 24 November 2016

Konserfasi Penyu Di Pulau Serangan – Wisata Bali


Menginginkan suasana wisata yang berbeda sambil menambah pengetahuan wawasan? Pulau Serangan bisa menjadi tujuannya, pulau ini memiliki luas sekitar 300 hektar yang terletak di sebelah selatan kota Denpasar, Provinsi Bali. Obyek wisata yang ditawarkann oleh Pulau Serangan adalah Pusat Konservasi Penyu.

Pusat Konservasi penyu di Pulau Serangan atau disebut “Turtle Education and Conservation Center” ( TCEC ) ini berlokasi cukup dekat dari pusat-pusat pariwisata Bali, mulai dari Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua serta Pantai Sanur. Di kawasan Pusat Konservasi Penyu para wisatawan bisa melihat penangkaran penyu, mulai dari tempat bertelur, pengeraman, penetasan, penyu kecil (tukik) hingga penyu dewasa.
                Kandang Penetasan Telur Penyu

Tujuan dari Konservasi Penyu  disini ialah melakukan upaya konservasi atau penyelamatan penyu dari kepunahan. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu mengambil telor-telor penyu dari sarangnya dan kemudian memindahkannya ke tempat penangkaran agar terhindar dari pemangsa bahkan dicuri oleh manusia yang tak bertanggung jawab.

Di habitat aslinya, setiap induk penyu mampu bertelur 2-4 tahun sekali dan naik ke pantai sekitar 4-7 kali untuk menempatkan telurnya didalam pasir yang dibuatnya. Jika induk tersebut tidak menemukan tempat tepat bertelur yang aman, maka akan kembali lagi ke laut. Penyu sendiri merupakan binatang purba yang sudah ada sejak jaman Dinosaurus.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan adaptasinya yang kuat, sekali bertelur bisa mencapai 140 butir yang mana akan menetas dalam waktu 40-50 hari. Namun tingkat keberhasilan penetasan di alam bebas sangat minim, dengan adanya konservasi penyu inilah tingkat keberhasilan penetasan lebih tinggi dan mampu mencapai 40-60%.

Di Pusat Konservasi Penyu di Pulau Serangan, setelah umur tukik dikira sudah mampu untuk hidup di alam bebas maka akan dilepaskan kembali ke lautan. Dari banyaknya tukik yang dilepaskan, hanya beberapa saja yang dipelihara di penangkaran guna keperluan penelitian, pendidikan dan wisata. Setelah penyu berumur 20 tahun wajib dilepas ke alam bebas.

Saat bewisata di TCEC, para wisatawan diperbolehkan untuk berphoto bersama penyu yang dipandu oleh petugasnya. Ada 7 jenis spesies penyu yang hidup di dunia, sementara itu di Indonesia terdapat 6 jenis dan di TCEC ada 3 jenis penyu yang dikonservasi yakni Penyu Hijau ( Chelonia mydas ), Penyu Sisik ( Eretmochelys imbricata ) dan juga Penyu Lekang ( Lepidochelys olivacea).

Ketiga spesies tersebut hampir punah, sehingga pihak Pusat Konservasi Penyu di Pulau Serangan mempunyai peranan penting untuk melestarikan agar terhindar dari kepunahan. Unik dan menariknya lagi adalah Penyu Hijau, alasan dari nama tersebut bukanlah karena warna cangkangnya yang berwarna hijau, namun lemak ditubuhnya juga berwarna hijau.

Penyu Hijau tersebut memiliki kontur cangkang bersisik dan bertekstur halus serta berwarna cokelat atau olive. Bobot Penyu Hijau bisa mencapai 300 kg yang mana menjadi spesies terbesar di dunia. Kepalanya kecil, tetapi tidak bisa masuk ke dalam cangkangnya, Penyu Hijau pejantan memiliki tubuh lebih besar dan ekor lebih panjang dari yang betina.

Alamat :

Jalan Tukad Wisata, No.4, Desa Serangan, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia.

Jam operasional :

 09.00 – 17.00 WITA

Tips Berwisata di Pusat Konservasi Penyu di Pulau Serangan :

Jika pembaca ingin mendapatkan pengalaman yang lebih, alangkah baiknya datang diantara bulan Mei, Juni dan Juli.  Karena pada bulan tersebut adalah waktu menetasnya telur-telur penyu, tidak ada tiket masuk saat berkunjung dan hanya donasi sukarela dari para pengunjung.




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Konserfasi Penyu Di Pulau Serangan – Wisata Bali

0 komentar:

Posting Komentar